Minggu, 25 Februari 2018

Practice Does Not Make Perfect, Perfect Practice Makes Perfect.

       Kita pasti pernah dengar kutipan "Practice Makes Perfect" , tidak ada yang salah dengan kutipan itu, karena dengan rajin berlatih kita pasti akan bisa dan terbiasa dengan hal yang kita latih, seperti halnya saat kita sekolah, kita sering belajar atau berlatih matematika, mulai dari perkalian hingga menyelesaikan suatu rumus, semakin kita berlatih waktu yang kita butuhkan untuk menyeselaikan suatu persoalan akan semakin singkat atau bahkan untuk beberapa kasus seperti perkalian, bisa kita selesaikan dengan sekejap.


Tetapi ada kutipan lain yang menurut saya lebih baik dari "Practice Makes Perfect" kutipan ini ditemukan oleh Vince Lombardi, dan sudah ada sejak lama tapi jarang kita dengar atau tidak familiar ditelinga kita kutipannya yaitu "Practice Does Not Make Perfect, Perfect Practice Makes Perfect".

 Jika kita pahami artinya, tentu istilah ini lebih baik dari sebelumnya karena ini lebih spesifik, jika kita hubungkan dengan contoh yang sama misal dalam hal matematika, tentu dengan latihan atau metode yang tepat kita pasti akan bisa menyelesaikan suatu persoalan dengan lebih cepat.

Kita bisa terapkan kutipan ini dalam Bisnis dengan memilih metode yang tepat maka kita akan dapat menghemat biaya dan yang utama adalah efisiensi waktu.

Nah mulai sekarang kita bisa gunakan kutipan  "Practice Does Not Make Perfect, Perfect Practice Makes Perfect". Untuk bisnis dan keseharian kita, semoga artikel ini bermanfaat.

Why it "Start with why" ??



       Dahulu jika kita ingin memulai bisnis, pasti tujuan utama kita adalah barang laku terjual dan profit. dalam bisnis kuliner pun mungkin sama seperti itu, asal kita punya makanan yang kita buat rasanya "ENAK" lalu kita percaya bahwa produk kita akan laris ,dan membawa keuntungan untuk bisnis kita.

      Tetapi sekarang Hal seperti itu sudah tidak berlaku lagi, "Enak" itu relatif, saat ini "ENAK" saja tidak bisa menjamin Bisnis kita tetap bertahan, "lalu Kenapa tidak bisa bertahan?" jaman sekarang sudah banyak saingan, dengan berkembangnya teknologi informasi semua serba mudah, mudah untuk konsumen berpaling dari produk dan bisnis kita.

      Sebagai contoh warung kopi, jaman dulu misal saingan kita jaraknya 10Kilometer, mungkin konsumen sekitar kita akan memilih untuk membeli kopi ditempat kita, karena 10 Kilometer saat itu adalah jarak yang konsumen harus tempuh untuk mengetahui seperti apa warung kopi saingan kita, dan mereka tak mau ambil resiko pergi kesana dengan berharap kopinya lebih enak dari milik kita, sehingga merekapun tetap membeli kopi kita (faktor jarak tempuh dan waktu).

      Saat ini teknologi informasi sudah berkembang, jarak 10 kilometer bahkan ribuan kilometer bisa kita lihat dalam hitungan detik bahkan ada delivery service yang kita taj harus beranjak untuk dapat menimkati kopi yang kita mau, konsumen pun tak perlu kenal dengan orang yang datang ke warkop saingan kita, cukup dengan melihat review nya saja di internet, dan potensi kita kehilangan konsumen terbuka lebar (faktor jarak tempuh dan waktu solved).

      Dengan social media, konsumen bisa dengan mudah membandingkan tentang apa yang akan mereka dapat  selain kata "ENAK" untuk kopi, jika mengunjungi warkop saingan kita.

      Maka dari itu Kita harus menemukan faktor "WHY" atau kenapa konsumen akan lebih memilih produk kita, kenapa konsumen harus kembali lagi ke tempat kita, karena terkadang untuk bisnis Kuliner kata "ENAK" saja tidak cukup untuk menjamin bisnis kita bisa bertahan.

Gali lah sedalam mungkin faktor "Why" sebelom kita memulai bisnis kita.



inspired by Rex Marindo , creasionbrand

Selasa, 13 Februari 2018

Tips Agar Bisnis Tetap Berjalan Di Era Teknologi Informasi



     Berkembangnya dunia teknologi informasi memiliki dampak besar terhadap dunia bisnis,
termasuk juga bisnis kuliner, baik dampak positif maupun negatif, banyak bisnis yang mati atau menjadi tidak efektif jika tidak mengimplementasikan teknologi pada bisnis kita.

      Disini kita akan berbagi  beberapa cara dan bagaimana kita mengiplementasikan teknologi pada bisnis kita.

1. Keep Update

      Sebagai Seorang pebisnis kita wajib update dengan perkembangan dunia teknologi,
Pelajari teknologi yang sedang trend atau social media yang lagi trend, lalu bayangkan apakah teknologi itu akan berdampak buruk bagi bisnis kita, atau akan menguntungkan bisnis kita jika kita mengimplementasikannya pada bisnis kita,
Contoh : dulu jual Cireng secara Konvensional dan terbatas, Kini bisa jual Cireng online, media promosi sekarang lebih menggunakan social media ketimbang menggunakan media fisik.

2. Break the Rule

      Tinggalkan kebiasaan lama jika memang ada hal baru yang akan membuat bisnis kita menjadi lebih efisien dan efektif,
misal buat semua laporan dalam bentuk soft copy (non paper), cobalah meeting menggunakan video call sehingga meeting
bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, banyak hal yag bisa diperbaiki, terutama jika anda berada di perusahaan
dengan orang orang jaman dulu yang masih menganut paham lama, anda bisa sarankan hal-hal baru, karena jika tidak
sudah pasti anda akan kalah oleh saingan anda yang mau berubah demi tujuan efisiensi bisnis.


3. Investing On tech

      Teknologi saat ini berkembang pesat dan akan terus berkembang, teknologi merubah banyak aspek dalam hidup kita termasuk
juga perilaku bisnis, Maka pelajari tentang teknologi apa saja yang akan membantu agar bisnis kita maju, lalu beranikan
diri Anda untuk Investasi untuk teknologi tersebut, contoh sederhana seperi membuat website untuk bisnis anda, atau promosi
melalui social media, sehingga agan lebih murah dan efisien dibanding cara konvensional.

4. Build people

      Tak bisa dipungkiri salah satu yang membuat bisnis kita sukses ada lah SDM yang kita miliki,
secanggih apapun teknologi yang kita punya atau kita melakukan penerapan Ilmu terupdate atau sistem terbaru, akan menjadi sia-sia jika SDM nya tidak mumpuni, "Its Man Behind The wheel".
Maka dari itu rekruitlah SDM yang memadai dan berpengalaman, walaupun membutuhkan biaya besar, Tapi hasil yang didapatkan pasti akan sepadan, atau bahkan lebih menguntungkan
dari apa yang kita keluarkan untuk SDM itu sendiri.


      Pada akhirnya perubahan itu akan datang, Tinggal Pilihan kita sebagai pebisnis,
apakah akan mengimplementasikan teknologi pada bisnis kita, dan berkembang bersama teknologi tersebut, atau tetap pada sistem lama yang kita gunakan.

Inspired by Rex Marindo.
creasionbrand.blogspot.co.id

Selasa, 06 Februari 2018

Contoh Model Bisnis kuliner saat ini.


Bingung untuk memulai Binsis kuliner, atau bingung memilih jenis/model Bisnis kuliner apa yang akan kita jalani, karena pada dasarnya  bisnis kuliner memiliki entry barrier yang relatif mudah,  kita bisa  memilih Model Bisnis kuliner  sesuai dengan tingkat kesulitan, fasilitas yang ada atau bahkan menyesuaikan dengan modal yang kita punya.

Seiring dengan berkembangnya jaman, Bisnis kuliner pun ikut berkembang dan melahirkan beberapa Model Bisnis, yang nantinya bisa kita pilih sesuai dengan kemampuan kita, berikut beberapa contoh Model Bisnis kuliner saat ini beserta kelebihan dan kekuranganny

1. Outlet Business

Membangun bisnis dengan model membuka Outlet, model bisnis seperti ini sering kita jumpai saat ini, contohnya seperti Nasi goreng Mafia, Sabana, Baso Boedjangan dll.

Kelebihan :

(+) Mudah dikenali Orang, karena mempunyai Outlet yang berukuran sedang atau besar, sehingga pemilihan letak outletnya pun sangat diperhitungkan, agar semua orang yang lewat bisa lansung menyadari Outlet kita.

(+) Model bisnis seperti ini Bisa berkembang dengan sangat cepat dengan berbagai model pengembangan, Jika outlet kita selalu ramai oleh pengunjung bisa saja ada orang yang berniat membuka bisnis seperti kita atau kita bisa jual franchise bisnis kita.

(+)Peluang menambah passive income terbuka lebar, jika kita berhasil membuka franchise untuk Bisnis kuliner kita itu artinya peluang mendapatkan passive income akan terbuka

Kekurangan :

(-)Beresiko tinggi, karena untuk bisnis semacam ini membutuhkan modal yang tidak sedikit, misal sewa tempat, karyawan, dan biaya operasional lainnya.

(-) Standarisasi yang Berat, karena model usaha ini termasuk usaha yang kompleks, sehingga untuk menentukan standarisasi tidaklah mudah, sebagai contoh untuk menjaga rasa makanan agar tetap sama selama outlet beroperasi, bukanlah hal yang mudah.

(-) Tantangan SDM yang besar, untuk bisnis seperti ini tentu saja membutuhkan banyak orang dan ahli yang sesuai dengan bidangnya dan merekrut orang yang tepat bukanlah masalah yang mudah, dan mereka harus bisa kompak untuk menjaga bisnis tetap berjalan.

2. Bisnis Rumahan

Model bisnis ini dijalankan dirumah, ya model bisnis seperti ini cenderung lebih mudah dilakukan dan tak butuh banyak modal terutama di bidang kuliner, karena kita hampir bisa menggunakan semuat alat yang kita punya di dapur kita, sehingga bisa menghemat modal dan biaya sewa tempat.

Kelebihan :

(+) Bisa dikerjakan sambilan, dan dapat diperhitungkan waktu pengerjaannya, karena biasanya skala pesanan nya tidak terlalu banyak atau biasanya dibatasi masksimal order.

(+) Potensi resiko lebih mudah dihadapi, karena biasanya industri rumahan sistemnya lebih simple dibanding model bisnis lainnya.

(+) Lebih fleksibel,, dalam model bisnis ini pengerjaan nya bisa sesuka hati, jika kita tidak ingin menerima order kita bisa lakukan itu atau mereschedule order, karena murni usaha itu milik kita dan tidak melibatkan banyak tanggung jawab

Kekurangan :

(-) Potensi ditiru oleh orang lain sangat  cepat dan mudah, karena untuk memulai bisnis ini cenderung mudah dan tak butuh banyak modal, makan untuk menirunya pun tak akan sulit.

(-) Pengembangan brand dan bisnis terbatas., bisnis akan lebih sulit berkembang karena dilakukan dirumahan dengan alat yang mungkin terbatas dan sulit untuk membuat produk dengan quantity besar.

3. Retailer

Model bisnis seperti ini kita bekerja dengan cara supply bisnis ke orang lain dengan brand sendiri, cara ini cukup populer karena kita bisa menitipkan produk kita di outlet/orang lain, sehingga kita bisa menghemat biaya operasional.

Kelebihan :

(+) Potensi untuk bisnis kita berkembang sangat besar, karena kita bisa menitipkan barang kita di banyak tempat/agen, contohnya kita bisa menitipkan Sambal yang kita buat di banyak restaurant yang bekerja sama dengan kita

(+) Fokus membangun brand bisa lebih terkonsentrasi, karena kita tidak terlalu memikirkan biaya operasional sepertri sewa tempat dll, kita bisa mengalokasikan dana untuk hal lain dan fokus meningkatkan kualitas produk kita.

Kekurangan :

(-)  Sangat bergantung pada orang lain, karena kita menitipkan barang kita , maka kita tak akan  mengawasi secara langsung  barang kita apakah disimpan di tempat yang strategis atau tersimpan dengan rapih agar produk kita tetap dalam kondisi prima dan layak saing, karena produk kita pasti disandingkan dengan kompetitor.

(-)  Butuh modal besar jika skalanya besar, Karena biasanya ada sistem bagi hasil dan pembayaran dengan sistem mundur, maka butuh modal besar jika permintaannya juga besar.

4. Outsourching

Model bisnis seperti ini berjalan dengan cara kita menerima order dari brand lain, misal produk kita dipesan untuk melengkapi produk brand lain atau kita memesan produk orang lain untuk memenuhi kebutuhan brand kita.

Kelebihan :

(+) Jika kita me maklon kan bisnis kita, skala pendapatan bisa terukur dan terprediksi, karena kita mengerjakan pesanan dari orang lain dan jika berjalan makan kita sudah bisa menghitung pendapatan bulanan kita.

(+)  Jika kita maklon dari orang lain, kita bisa menghemat biaya opersional, karena kita tidak perlu melakukan invest untuk membuat produk yang akan melengkapi produk kita, contoh maklon sambal: kita tak perlu membuat pabrik sambal custom, untuk melengkapi produk ayam goreng kita, cukup memesan sambal dari oranglain

Kekurangan :

(-) Jika Pemaklon stop pesan dari kita, bisnis kita bisa goyang, begitu pun jika kita tidak bisa memenuhhi syarat produk yang dipesan, maka bisnis kita bisa terganggu, dengan kata lain model bisnis ini sangat bergantung pada orang lain

(-)  Jika kita maklon kepada orang lain, dan orang itu berhenti produksi maka bisnis kita pun akan terganggu, karena produk kita akan berbeda tanpa pelengkap dari mereka, maka sangat ddisarankan untuk maklon ke perusahaan yang punya latar bisnis baik.

 5. Catering.

Model bisnis seperti ini sangat menguntungkan dan sangat populer belakangan ini, bisnis ini mempunyai sedikit resiko namun tuntutan untuk menjaga kualitas makanan sangat dibutuhkan untuk menghadapi persaingan.

Kelebihan :

(+)  Potensi mengalami kerugian lebih kecil, karena kita mengerjakan project dengan modal yang sudah kita perhitungkan.

(+)  Biasanya menganut sisten Business to Business sehingga margin cukup besar dan Loyal.

(+) Jika kita bisa menjaga kualitas produk dan rasa yang konsisten, maka bisnis model ini akan mudah dikenal orang, karena kebanyakan bisnis ini dipasarkan saat acara berlangsung (orang mencicipi makanan kita).

Kekurangan :

(-) Harus mempunyai Modal yang besar, karena biasanya pembayaran dengan sistem mundur, sehingga modal harus kuat untuk menerima order lain disaat ada pembayaran yang tertunda.

(-) Harus konsisten dengan kualitas produk dan rasa, karena banyak persaingan dalam model bisnis ini , dan penyebarannya pun kebanyakan dilakukan dari mulut ke mulut, sehingga jika rasa dan kualitas tidak konsisten, bisa jadi berita ini tersebar maka permintaan akan produk kita bisa menurun dan tergantikan dengan yang lain.


 6. Makelar/Distributor/Franchisor kuliner/Reseller.

Model bisnis seperti ini biasanya sudah berjalan oleh pendahulunya kita tak perlu membangun dari nol, kita hanya tinggal menggambil/ memasarkan produk dari brand yang kita ajak kerja sama,

Kelebihan :

(+) Tidak perlu invest untuk merancang sistem dan branding, karena brand sudah pasti dikenal orang  ,  mereka juga sudah menyediakan SOP dan mengatur  promosi untuk produknya, sehinga kita bisa mengalokasikan dana untuk kebutuhan lain.

Kekurangan :

(-) Jika brand owner tidak konsisten , bisnis kita bisa terganggu, maka dari itu kita harus teliti sejarah bisnisnya dan juga pertumbuhan bisnisnya (growth) sebelom kita memutuskan untuk bekerja sama dengan mereka.

Sekian penjelasan tentang Model Bisnis Kuliner yang berkembang saat ini, semoga tulisan ini bisa membantu kita untuk memahami, atau membantu anda untuk meimilih model bisnis yang akan anda jalani.

Inspired by Rex Marindo module "Membangun bisnis kuliner dari nol"