Selasa, 23 Oktober 2018

Cerita Tentang Service


Berbicara soal service atau pelayanan, setiap pelaku bisnis kuliner pasti berharap bisa memberikan service yang maksimal. Dengan tujuan supaya membuat customer merasa nyaman dan selalu diingat di benak mereka. Karena saat customer datang ke restoran Anda, mereka memiliki ekspektasi dilayani dengan ramah.
Sebagai pelaku bisnis, sudah seharusnya kita memberikan kepada pelayanan yang sigap jika melihat customer membutuhkan bantuan. Misalnya saja, ketika ada customer yang makan di resto Anda dan mereka bingung menentukan menu mana yang mau dipilih. Seorang pelayan seharusnya bisa memberikan alternatif menu lain atau bisa juga menjelaskan menu yang dimaksud. Bahkan pelayan juga bisa merekomendasikan menu favorit. Sebenarnya hampir sebagian keputusan pembeli dikarenakan rekomendasi dan ini bisa menjadi bagian dari strategi restoran.
Sederhananya, berikan senyum, layani dengan ramah dan antusias. Berikan pelayanan yang maksimal atau berikan juga previlage seperti diskon, email terbaru untuk customer yang sudah mengisi database atau Anda juga bisa membuat blog atau konten menarik di akun media sosial restoran Anda.
Karena jika kita tidak memberikan pelayanan yang baik, kita bisa kehilangan customer. Bayangkan jika ada customer yang mau membeli banyak makanan, tapi tiba-tiba memutuskan untuk cancel pesanan hanya karena pelayan kita tidak melayani dengan baik. Tentunya hal itu tidak hanya berpengaruh terhadap income tapi juga akan berpengaruh terhadap brand kita.
Ingat ya, service yang baik merupakan kunci sukses restoran Anda. Karena bagaimana pun juga customer adalah raja. Hal itulah mengapa pelayanan menjadi kunci utama suksesnya sebuah restoran. Jika masakan enak, tapi pelayanan, pemesanan, penyajian, hingga saat melakukan transaksi dirasa kurang, customer pun tidak akan kembali.

Inspired by Marketing Cappucino http://creasionbrand.blogspot.com/2010/07/cerita-tentang-service.html

Minggu, 14 Oktober 2018

Lebih Bagus Melebar Atau Mendalam?


Bagi Anda yang memiliki bisnis, perkembangan bisnis merupakan PR tersendiri bagi Anda. Jika memang visi awalnya membangun dan mengembangkan bisnis Anda, sebaiknya dalam jangka panjang atau jangka pendek, Anda harus memiliki perencanaan pengembangan yang riil dan mampu dicapai oleh perusahaan. Baik dari segi kapabilitas maupun tren eksternal yang mendukung.
Lalu, pengembangan seperti apa sih yang baik untuk diambil oleh para pemilik bisnis? Apakah pengembangan dari segi produk, jumlah SDM, kapabilitas produk, pasar atau pengembangan infrastruktur? Jika perusahaan Anda masih terbilang kecil, tentunya bukan masalah karena semua yang menjadi elemen pengembangan sederhana dan jumlahnya tidak banyak. Namun jika perusahaan Anda adalah sebuah manufaktur yang jumlah karyawannya hingga seribu orang, bagaimana? Yang manakah yang akan Anda fokuskan untuk sebuah pengembangan?
Apakah Anda pernah mendegar penguasaan bisnis dari hulu ke hilir? Nah, tren ini disebut sebagai tren pengembangan bisnis secara melebar. Tren pengembangan bisnis pada saat pasca revolusi industri ini mengarahkan para pemilik bisnis untuk menguasai sebanyak mungkin lini bisnis yang berhubungan. Pola pikir mereka saat itu, apabila mereka dapat menguasai bisnis tersebut secara menyeluruh, mereka akan mendapatkan lebih banyak profit karena tidak perlu melalui perantara lain. Bahkan hingga tahun 1990an tren bisnis melebar ini banyak diminati para konglomerat.
Namun perkembangan tren yang terjadi tidak seperti itu. Pengembangan bisnis sekarang lebih mengarah pada arah kedalam. Di mana para pebisnis cenderung memilih untuk fokus pada suatu atau beberapa bidang saja yang ditekuni dan dieksplorasi hingga mampu menciptakan berbagai inovasi tertentu. Hal ini memang tidak luput dari arahan yang diciptakan oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia yang “memberi contoh” dan membuktikan melalui Research and Development mereka bahwa menjadi fokus bahkan lebih baik dibanding menguasai semuanya namun tidak ahli di bidangnya. 
Dalam hal ini juga dibuktikan bahwa untuk mendapatkan profit lebih tidak selalu dengan menguasai industri dari hulu hingga hilir, bahkan cost investasi dan waktu bisa jadi lebih besar dibandingkan menjadi fokus pada suatu bidang dan menggali potential profit di dalamnya.
Contohnya saja Coca Cola Company worldwide yang fokus dalam quality control dan pembangunan brandnya. Sedangkan sisanya mereka bekerja sama dengan pihak ke-3 dari material bahan baku hingga pembotolan. Hal ini tentu menjadi pilihan Coca Cola untuk memfokuskan dirinya bukan semata-mata tanpa pertimbangan. 
Dengan begitu, jika kita lebih fokus pada bidang yang dijalankan, tentu selain hasil yang lebih maksimal, resources yang dibutuhkan pun tidak sebanyak jika kita menguasai seluruh bidang. Namun bukan berarti Anda harus memilih pengembangan bisnis mendalam dibandingkan melebar. Sebaiknya Anda perlu mempertimbangkan banyak hal sebelum memilih mana yang harus ditetapkan. Anda dapat mempelajari cara perusahaan-perusahaan di dunia berbisnis, karena dengan begitu Anda tidak perlu repot-repot mengeluarkan beratus-ratus juta untuk research, karena mereka telah melakukannya untuk Anda.
Namun jangan lupakan faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi bisnis Anda, tentu sumber daya dan lingkungan bisnis yang mereka miliki berbeda dengan yang perusahaan Anda miliki. Dan tentu selain mempelajari tren business development berbagai perusahaan lain baik di satu industri maupun di industri yang berbeda, Anda bisa memulai langkah awal dengan membuat daftar keuntungan dan kerugian dari masing-masing opsi pengembangan. Tentu, cara-cara ini dapat lebih dipertanggung jawabkan dibandingkan hanya mengandalkan feeling Anda bukan? Jadi selamat mencoba ya!

Inspired by: Marketing Cappucino http://creasionbrand.blogspot.com/2010/06/bagusnya-melebar-atau-mendalam-yah.html

Jumat, 05 Oktober 2018

Anggaran Iklan, Lihat Pertimbangan


Ada salah satu department store ternama pernah melakukan banyak iklan di berbagai bentuk media massa hanya untuk memberitahukan bahwa department storenya sedang mengadakan diskon besar-besaran. Dan kita pasti tau bahwa iklan tersebut mengeluarkan biaya yang besar dan tidak mungkin perusahaan tersebut berani beriklan di berbagai media jika tidak ada manfaatnya dan tidak mungkin juga mereka hanya buang-buang uang saja. Walaupun mahal, tapi jika memberikan feedback yang bagus sudah pasti worthed sekali.
Dan yang harus diperhatikan disini selain medianya, yaitu kita juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal tertentu sebelum perusahaan memutuskan akan mengeluarkan anggaran besar untuk iklan. Menurut Kotler & Keller, ada lima hal khusus yang harus dipertimbangkan untuk membuat iklan yang besar. Simak di bawah ini ya

1.      Tahap dalam siklus hidup produk
Waktu kita kecil sering banget diajak main buat tahu dunia luar dan dikenalkan ke banyak komunitas oleh orangtua kita. Dan saat kita sudah besar, hal-hal seperti itu sudah jarang dilakukan bukan? Nah, itulah tahapan siklus hidup. Sama seperti brand, mereka juga punya siklus hidup dan tahapan-tahapannya. Begitupun dengan perlakuan perusahaan terhadap produk yang baru dikeluarkan tentu saja akan berbeda dengan brand yang sudah lama eksis di pasaran.
Sederhananya, brand yang belum dikenal pasar harus ada usaha keras untuk mengenalkannya pada publik. Dan butuh anggaran yang lebih juga. Salah satu hal yang paling mudah dilakukan adalah iklan, namun jika efek brand awarenessnya tinggi, mau mengeluarkan budget sebesar apapun rasanya sudah ‘terbayar’. Jadi untuk brand yang sudah eksis sejak dulu, jangan iri jika budget iklannya tidak sebesar ‘pendatang baru’.

2.      Pangsa pasar dan basis konsumen
Setiap brand pasti memiliki pangsa pasar tertentu atau dengan kategori yang sama. Hal ini berhubungan dengan seberapa besar anggaran iklan yang harus dikeluarkan. Jika brand perusahaan sudah sangat dikenal dan produknya dipakai banyak orang, semakin sedikit juga pengeluaran untuk iklan, kenapa? karena tidak perlu banyak-banyak melakukan usaha reminder melalui iklan. Beda cerita dengan brand yang punya pangsa pasar yang kecil, untuk memperbesarnya, harus memiliki iklan besar-besaran.


3.      Persaingan dan gangguan
Perusahaan pun harus siaga dengan pergerakan pesaingnya. Iklan pesaing subtitusi atau laten sekalipun bisa menjadi gangguan yang harus diantisipasi. Contohnya, ada salah satu jalan di Bandung yang dipenuhi dengan iklan provider telepon selular yang berbeda. Mulai dari Simpati, XL, AXIS, dll saling berjejeran dan berdekatan. Lepas dari daerah itu dengan Bandung Electronic Center, itulah yang memang harus dilakukan saat brand kamu memiliki jumlah pesaing yang sangat banyak. Dahulu, hanya ada iklan XL di tempat tersebut karena memang dekat dengan gedung XL Center.
Namun tiba-tiba ada billboard Telkomsel yang diikuti juga dengan AXIS. Mungkin kita akan berpikir kalau hal itu adalah gangguan bagi brand XL. Oleh karena itu XL pun membuat baliho besar di depan gedungnya. Nah, maka dari itu tidak peduli sehebat apapun kualitas dan fasilitas produk Anda kalau Anda tidak mampu menyaingi ‘sounding’ pesaing, hal itu akan percuma. Lain halnya jika persaingan dan gangguannya tidak sebesar itu, anggaran iklan pun tidak perlu besar-besaran.

4.      Frekuensi Iklan
Jika perusahaan membuat iklan yang bagus dengan anggaran yang tinggi namun Cuma ditayangkan sesekali saja di media, hal itu tentunya enggak worthed. Target market dijejali dengan banyak iklan dari berbagai macam produk yang satu kategori maupun beda kategori. Terlalu banyak rangsangan yang masuk membuat mereka sulit mengingat iklan suatu brand perusahaan. Kecuali jika iklan tersebut sangat mengena di hati dan sering ditayangkan.
Contohnya saja ada salah satu iklan yang memiliki alur cerita yang agak sulit dimengerti oleh publik. Hal itu akan membuat suatu brand sulit mengeri apa maskud iklan. Bagaimanapun juga pengulangan akan membuat ingatan kita makin ter-up grade. Jika mau brand Anda lebih diingat atau dikenal oleh publik, Anda harus memperbesar frekuensi iklannya.


5.      Daya subtitusi produk
Jika brand perusahaan ingin membangun citra tertentu di target marketnya, maka perusahaan jelas memerlukan iklan secara besar-besaran. Apalagi jika brand yang perusahaan miliki mempunyai fasilitas baru yang berbeda dari yang sebelumnya dan ingin menginformasikannya kepada target market, jelas dibutuhan iklan yang lebih banyak. Contohnya adalah produk handphone lebih banyak melakukan ini karena inovasi mereka juga cukup tinggi frekuensinya. Seperti Sampoerna Hijau yang ingin membangun citra rokok yang mengedepankan persahabatan, dan mereka memasang iklan yang cukup agresif dengan menampilkan iklan seri genk ijo. Nah, sekarang siapa sih yang enggak tau genk ijo dan Sampoerna Hijaunya? Jadi semakin banyak yang ingin disampaikan pada target market, semakin besar juga anggaran yang harus disisihkan untuk iklan.
           
Jadi intinya adalah perusahaan bukan mempermasalahkan besar kecilnya anggaran iklan yang harus dikeluarkan, tapi lebih kepada alasan mengapa iklan itu harus dibuat besar atau kecil. Jadi sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu, dan nantinya akan keluar anggaran iklan yang harus dikeluarkan. nah, semoga perusahaan Anda tidak sia-sia dalam menganggarkan budget untuk iklan brand.

Inspired by Marketing Cappucino: http://creasionbrand.blogspot.com/2008/12/anggaran-iklan-coba-lihat.html