Ada salah satu
department store ternama pernah melakukan banyak iklan di berbagai bentuk media
massa hanya untuk memberitahukan bahwa department storenya sedang mengadakan
diskon besar-besaran. Dan kita pasti tau bahwa iklan tersebut mengeluarkan
biaya yang besar dan tidak mungkin perusahaan tersebut berani beriklan di
berbagai media jika tidak ada manfaatnya dan tidak mungkin juga mereka hanya
buang-buang uang saja. Walaupun mahal, tapi jika memberikan feedback yang bagus sudah pasti worthed
sekali.
Dan yang harus
diperhatikan disini selain medianya, yaitu
kita juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal tertentu sebelum
perusahaan memutuskan akan mengeluarkan anggaran besar untuk iklan. Menurut
Kotler & Keller, ada lima hal khusus yang harus dipertimbangkan untuk
membuat iklan yang besar. Simak di bawah ini ya
1.
Tahap dalam siklus hidup produk
Waktu kita kecil sering banget diajak main buat tahu
dunia luar dan dikenalkan ke banyak komunitas oleh orangtua kita. Dan saat kita
sudah besar, hal-hal seperti itu sudah jarang dilakukan bukan? Nah, itulah
tahapan siklus hidup. Sama seperti brand, mereka juga punya siklus hidup dan
tahapan-tahapannya. Begitupun dengan perlakuan perusahaan terhadap produk yang
baru dikeluarkan tentu saja akan berbeda dengan brand yang sudah lama eksis di
pasaran.
Sederhananya, brand yang belum dikenal pasar harus
ada usaha keras untuk mengenalkannya pada publik. Dan butuh anggaran yang lebih
juga. Salah satu hal yang paling mudah dilakukan adalah iklan, namun jika efek
brand awarenessnya tinggi, mau mengeluarkan budget sebesar apapun rasanya sudah
‘terbayar’. Jadi untuk brand yang sudah eksis sejak dulu, jangan iri jika
budget iklannya tidak sebesar ‘pendatang baru’.
2.
Pangsa pasar dan basis konsumen
Setiap brand pasti memiliki pangsa pasar tertentu
atau dengan kategori yang sama. Hal ini berhubungan dengan seberapa besar
anggaran iklan yang harus dikeluarkan. Jika brand perusahaan sudah sangat
dikenal dan produknya dipakai banyak orang, semakin sedikit juga pengeluaran
untuk iklan, kenapa? karena tidak perlu banyak-banyak melakukan usaha reminder
melalui iklan. Beda cerita dengan brand yang punya pangsa pasar yang kecil,
untuk memperbesarnya, harus memiliki iklan besar-besaran.
3.
Persaingan dan gangguan
Perusahaan pun harus siaga dengan pergerakan
pesaingnya. Iklan pesaing subtitusi atau laten sekalipun bisa menjadi gangguan
yang harus diantisipasi. Contohnya, ada salah satu jalan di Bandung yang
dipenuhi dengan iklan provider telepon selular yang berbeda. Mulai dari
Simpati, XL, AXIS, dll saling berjejeran dan berdekatan. Lepas dari daerah itu
dengan Bandung Electronic Center, itulah yang memang harus dilakukan saat brand
kamu memiliki jumlah pesaing yang sangat banyak. Dahulu, hanya ada iklan XL di
tempat tersebut karena memang dekat dengan gedung XL Center.
Namun tiba-tiba ada billboard Telkomsel yang diikuti
juga dengan AXIS. Mungkin kita akan berpikir kalau hal itu adalah gangguan bagi
brand XL. Oleh karena itu XL pun membuat baliho besar di depan gedungnya. Nah,
maka dari itu tidak peduli sehebat apapun kualitas dan fasilitas produk Anda
kalau Anda tidak mampu menyaingi ‘sounding’ pesaing, hal itu akan percuma. Lain
halnya jika persaingan dan gangguannya tidak sebesar itu, anggaran iklan pun
tidak perlu besar-besaran.
4.
Frekuensi Iklan
Jika perusahaan membuat iklan yang bagus dengan
anggaran yang tinggi namun Cuma ditayangkan sesekali saja di media, hal itu
tentunya enggak worthed. Target market dijejali dengan banyak iklan dari
berbagai macam produk yang satu kategori maupun beda kategori. Terlalu banyak
rangsangan yang masuk membuat mereka sulit mengingat iklan suatu brand
perusahaan. Kecuali jika iklan tersebut sangat mengena di hati dan sering
ditayangkan.
Contohnya saja ada salah satu iklan yang memiliki
alur cerita yang agak sulit dimengerti oleh publik. Hal itu akan membuat suatu
brand sulit mengeri apa maskud iklan. Bagaimanapun juga pengulangan akan membuat
ingatan kita makin ter-up grade. Jika mau brand Anda lebih diingat atau dikenal
oleh publik, Anda harus memperbesar frekuensi iklannya.
5.
Daya subtitusi produk
Jika brand perusahaan ingin membangun citra tertentu
di target marketnya, maka perusahaan jelas memerlukan iklan secara
besar-besaran. Apalagi jika brand yang perusahaan miliki mempunyai fasilitas
baru yang berbeda dari yang sebelumnya dan ingin menginformasikannya kepada
target market, jelas dibutuhan iklan yang lebih banyak. Contohnya adalah produk
handphone lebih banyak melakukan ini karena inovasi mereka juga cukup tinggi
frekuensinya. Seperti Sampoerna Hijau yang ingin membangun citra rokok yang
mengedepankan persahabatan, dan mereka memasang iklan yang cukup agresif dengan
menampilkan iklan seri genk ijo. Nah, sekarang siapa sih yang enggak tau genk
ijo dan Sampoerna Hijaunya? Jadi semakin banyak yang ingin disampaikan pada
target market, semakin besar juga anggaran yang harus disisihkan untuk iklan.
Jadi intinya adalah perusahaan bukan mempermasalahkan
besar kecilnya anggaran iklan yang harus dikeluarkan, tapi lebih kepada alasan
mengapa iklan itu harus dibuat besar atau kecil. Jadi sebaiknya mempertimbangkan
terlebih dahulu, dan nantinya akan keluar anggaran iklan yang harus
dikeluarkan. nah, semoga perusahaan Anda tidak sia-sia dalam menganggarkan
budget untuk iklan brand.
Inspired
by Marketing Cappucino:
http://creasionbrand.blogspot.com/2008/12/anggaran-iklan-coba-lihat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar