Jumat, 05 Oktober 2018

Anggaran Iklan, Lihat Pertimbangan


Ada salah satu department store ternama pernah melakukan banyak iklan di berbagai bentuk media massa hanya untuk memberitahukan bahwa department storenya sedang mengadakan diskon besar-besaran. Dan kita pasti tau bahwa iklan tersebut mengeluarkan biaya yang besar dan tidak mungkin perusahaan tersebut berani beriklan di berbagai media jika tidak ada manfaatnya dan tidak mungkin juga mereka hanya buang-buang uang saja. Walaupun mahal, tapi jika memberikan feedback yang bagus sudah pasti worthed sekali.
Dan yang harus diperhatikan disini selain medianya, yaitu kita juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal tertentu sebelum perusahaan memutuskan akan mengeluarkan anggaran besar untuk iklan. Menurut Kotler & Keller, ada lima hal khusus yang harus dipertimbangkan untuk membuat iklan yang besar. Simak di bawah ini ya

1.      Tahap dalam siklus hidup produk
Waktu kita kecil sering banget diajak main buat tahu dunia luar dan dikenalkan ke banyak komunitas oleh orangtua kita. Dan saat kita sudah besar, hal-hal seperti itu sudah jarang dilakukan bukan? Nah, itulah tahapan siklus hidup. Sama seperti brand, mereka juga punya siklus hidup dan tahapan-tahapannya. Begitupun dengan perlakuan perusahaan terhadap produk yang baru dikeluarkan tentu saja akan berbeda dengan brand yang sudah lama eksis di pasaran.
Sederhananya, brand yang belum dikenal pasar harus ada usaha keras untuk mengenalkannya pada publik. Dan butuh anggaran yang lebih juga. Salah satu hal yang paling mudah dilakukan adalah iklan, namun jika efek brand awarenessnya tinggi, mau mengeluarkan budget sebesar apapun rasanya sudah ‘terbayar’. Jadi untuk brand yang sudah eksis sejak dulu, jangan iri jika budget iklannya tidak sebesar ‘pendatang baru’.

2.      Pangsa pasar dan basis konsumen
Setiap brand pasti memiliki pangsa pasar tertentu atau dengan kategori yang sama. Hal ini berhubungan dengan seberapa besar anggaran iklan yang harus dikeluarkan. Jika brand perusahaan sudah sangat dikenal dan produknya dipakai banyak orang, semakin sedikit juga pengeluaran untuk iklan, kenapa? karena tidak perlu banyak-banyak melakukan usaha reminder melalui iklan. Beda cerita dengan brand yang punya pangsa pasar yang kecil, untuk memperbesarnya, harus memiliki iklan besar-besaran.


3.      Persaingan dan gangguan
Perusahaan pun harus siaga dengan pergerakan pesaingnya. Iklan pesaing subtitusi atau laten sekalipun bisa menjadi gangguan yang harus diantisipasi. Contohnya, ada salah satu jalan di Bandung yang dipenuhi dengan iklan provider telepon selular yang berbeda. Mulai dari Simpati, XL, AXIS, dll saling berjejeran dan berdekatan. Lepas dari daerah itu dengan Bandung Electronic Center, itulah yang memang harus dilakukan saat brand kamu memiliki jumlah pesaing yang sangat banyak. Dahulu, hanya ada iklan XL di tempat tersebut karena memang dekat dengan gedung XL Center.
Namun tiba-tiba ada billboard Telkomsel yang diikuti juga dengan AXIS. Mungkin kita akan berpikir kalau hal itu adalah gangguan bagi brand XL. Oleh karena itu XL pun membuat baliho besar di depan gedungnya. Nah, maka dari itu tidak peduli sehebat apapun kualitas dan fasilitas produk Anda kalau Anda tidak mampu menyaingi ‘sounding’ pesaing, hal itu akan percuma. Lain halnya jika persaingan dan gangguannya tidak sebesar itu, anggaran iklan pun tidak perlu besar-besaran.

4.      Frekuensi Iklan
Jika perusahaan membuat iklan yang bagus dengan anggaran yang tinggi namun Cuma ditayangkan sesekali saja di media, hal itu tentunya enggak worthed. Target market dijejali dengan banyak iklan dari berbagai macam produk yang satu kategori maupun beda kategori. Terlalu banyak rangsangan yang masuk membuat mereka sulit mengingat iklan suatu brand perusahaan. Kecuali jika iklan tersebut sangat mengena di hati dan sering ditayangkan.
Contohnya saja ada salah satu iklan yang memiliki alur cerita yang agak sulit dimengerti oleh publik. Hal itu akan membuat suatu brand sulit mengeri apa maskud iklan. Bagaimanapun juga pengulangan akan membuat ingatan kita makin ter-up grade. Jika mau brand Anda lebih diingat atau dikenal oleh publik, Anda harus memperbesar frekuensi iklannya.


5.      Daya subtitusi produk
Jika brand perusahaan ingin membangun citra tertentu di target marketnya, maka perusahaan jelas memerlukan iklan secara besar-besaran. Apalagi jika brand yang perusahaan miliki mempunyai fasilitas baru yang berbeda dari yang sebelumnya dan ingin menginformasikannya kepada target market, jelas dibutuhan iklan yang lebih banyak. Contohnya adalah produk handphone lebih banyak melakukan ini karena inovasi mereka juga cukup tinggi frekuensinya. Seperti Sampoerna Hijau yang ingin membangun citra rokok yang mengedepankan persahabatan, dan mereka memasang iklan yang cukup agresif dengan menampilkan iklan seri genk ijo. Nah, sekarang siapa sih yang enggak tau genk ijo dan Sampoerna Hijaunya? Jadi semakin banyak yang ingin disampaikan pada target market, semakin besar juga anggaran yang harus disisihkan untuk iklan.
           
Jadi intinya adalah perusahaan bukan mempermasalahkan besar kecilnya anggaran iklan yang harus dikeluarkan, tapi lebih kepada alasan mengapa iklan itu harus dibuat besar atau kecil. Jadi sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu, dan nantinya akan keluar anggaran iklan yang harus dikeluarkan. nah, semoga perusahaan Anda tidak sia-sia dalam menganggarkan budget untuk iklan brand.

Inspired by Marketing Cappucino: http://creasionbrand.blogspot.com/2008/12/anggaran-iklan-coba-lihat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar