10 Golden Rule Memulai Bisnis Kuliner
Bisnis Kuliner merupakan salah satu
bisnis yang menjanjikan. Alasannya sederhana, selama manusia masih hidup pasti
membutuhkan makanan sebagai kebutuhan primer. Mengingat juga dengan kebiasaan
orang Indonesia yang senang “jajan”. Hal ini terbukti dengan banyaknya pebisnis
kuliner yang berlomba-lomba membuat menu-menu yang unik dan menarik.
Tapi tidak sedikit juga yang gagal
atau berhenti di tengah jalan, salah satunya karena belum memiliki cukup ilmu
tentang bisnis kuliner. Nah buat kamu yang tertarik untuk memulai bisnis
kuliner dari nol, yuk simak penjelasan 10 golden
rule memulai bisnis kuliner dibawah ini.
1.
Jual
sesuatu yang sudah laku
Mulai dengan menjual
produk yang sudah familiar di telinga orang-orang. Dengan menjual produk yang
sudah ada, berarti kita sudah membuat 25% dari pekerjaan itu beres. Karena
sudah jelas jika bisnis yang dijalankan itu ada “marketnya” sehingga bisa fokus
dengan hal-hal penting lainnya.
Kalau menjual sesuatu
yang sudah ada, berarti akan ada banyak saingan dong?
Memang betul, maka dari
itu buat sesuatu yang sudah biasa tersebut menjadi berbeda daripada yang
lainnya. Sehingga membuat produk kita memiliki ciri khas yang akan menarik
perhatian konsumen.
2.
Nilai tambah yang punya nilai “jual”
Berhubungan dengan poin yang pertama, produk yang kita buat harus memiliki
keunikan supaya memiliki nilai tambah pada bisnis itu sendiri. Contohnya ketika
kamu mau berjualan kue, tanyakan dulu kepada diri sendiri, apa yang membuat kue
kamu berbeda dengan kue buatan lainnya?
Contoh lainnya seperti Warunk Upnormal yang menjadikan warkop seperti café,
Waroeng Steak and Shake yang menyajikan daging steak halal dengan harga
terjangkau, Maicih keripik yang memiliki tingkat kepedesan, dll.
3.
Bermimpi
besar
Jangan takut buat
bermimpi besar walaupun bisnis yang dimulai masih terbilang kecil. Pikirkan
kedepannya bagaimana bisnis kamu akan berkembang atau buat planning untuk 3
sampai 5 tahun kedepan. Dengan membuat target, maka bisnis yang dijalankan akan
jelas, alias tidak setengah-setengah. Karena jika kita tidak menjalankan
sesuatu ala kadarnya, maka hasil yang di dapat pun tidak akan maksimal.
4.
Pelajari
dan perdalam ilmu bisnis
Menjadi seorang
pebisnis tidak boleh asal jalan saja lho, melainkan harus memiliki ilmu
mengenai bisnis yang sedang dijalani. Karena percuma saja jika misalnya kamu
memiliki modal banyak tapi tidak memiliki ilmu bisnis, bisa dipastikan bisnis
tersebut akan sulit berjalan. Di zaman yang sudah modern ini, ilmu bisa dengan
mudah kita dapatkan melalui Youtube,
e-book, banyak diskusi, ikut seminar atau workshop dll. Karena pada dasarnya ilmu yang membuat kita survive dalam hal apapun.
5.
Benchmark
Apa itu benchmarketing?
Benchmarketing adalah proses mengamati dan membandingkan produk, proses, dan
praktiknya terhadap standar ketat yang ditetapkan oleh para pesaing atau yang
dianggap unggul dalam bidang tersebut. Dari situ kita bisa mempelajari
kekurangan dan kelebihan, potensi peluang dan masalah serta membuat sumber daya
yang dikeluarkan akan lebih efisien dibandingkan ketika memulai bisnis tanpa
memiliki benchmark sama sekali.
Contohnya kalau ingin
bisnis kedai kopi, kita bisa lihat Starbucks.
Jadi, tentukan
benchmark yang tepat ya.
6.
Berkolaborasi
Kolaborasi adalah salah
satu keterampilan yang dibutuhkan di tempat kerja, dengan adanya kolaborasi
akan membuat bisnis kita mencapai efisien dan efektif. Selain itu dapat
meringankan tugas yang berat menjadi lebih ringan dengan cara membagi tanggung
jawab kepada masing-masing anggota. Adanya kolaborasi juga akan menghasilkan energi
positif ketika memulai bisnis. Namun dibalik itu semua tentu ada kekurangannya,
seperti kurang harmonis, bahkan sampai terjadinya perpecahan. Namun jangan
khawatir kita bisa melakukan beberapa hal untuk mengatasinya.
a.
Tulis semua hitam diatas putih walaupun itu saudara atau
teman sendiri.
b.
Buat
peraturan tertulis, tatacara, kesepakatan, ketidaksepakatan dll di atas legal
paper notaris.
c.
Bentuk
struktur organisasi yang resmi, jadi jelas hak dan tanggung jawab.
d.
Buat CV atau PT dari awal karena semua aturan di dalamnya
akan mengikat.
e.
Jika ada yang tidak cocok, bahas semua dari awal.
7.
Memberanikan
diri
Memberanikan diri yang
dimaksud adalah “nekat”. Nekat yang seperti apasih? Contohnya adalah ketika
kita sudah memutuskan untuk menjalani suatu bisnis, maka jalani bisnis tersebut
dengan serius. Seperti menyewa ruko, walaupun harganya mahal tapi dengan adanya
ruko, kita memiliki toko fisik yang artinya ketika sudah menyewa ruko, tidak
ada pilihan mundur ataupun berhenti di tengah jalan. Karena jika kita mundur,
maka modal besar yang sudah dikeluarkan tersebut akan menjadi sia-sia.
8.
Siapkan
mental
Ketika menjalani suatu
bisnis, kita tidak bisa menghindari yang namanya masalah. Seperti uang yang
hilang, hutang yang membengkak, partner yang
tiba-tiba ninggalin kita ketika sedang susah, dan masih banyak lagi.
Solusinya adalah kita bisa meminta petunjuk kepada Tuhan dan jangan putus dalam
berdoa.
Selain mental ketika
lagi susah, ada juga mental ketika lagi sukses. Seperti
menjadi boros, sombong, mencari pasangan baru dan lainnya yang membuat diri
kita menjadi lebih buruk.
Jadi pentingnya memiliki mental bisnis yang baik supaya membentuk pribadi
yang positif, sehingga ketika dalam kondisi apapun kita bisa tetap berperilaku
dengan baik.
9.
Niat
ibadah
Memiliki bisnis jangan
cuma niatnya menjadi kaya saja, tapi niatkan juga untuk beribadah. Karena
sebanyak apapun harta yang kita miliki, sekian persennya merupakan hak orang
lain. Selain itu, dengan sering bersedekah atau menggunakan uang yang kita
miliki untuk sesuatu yang bermanfaat, maka bisnis kita akan menjadi berkah. Dan
hal ini merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam berbisnis.
10. Have fun dan enjoy
Terkadang, ketika ada
masalah atau tugas dari perusahaan yang menumpuk membuat stress dan pusing. Hal
itulah yang bisa menyebabkan energi negatif kita keluar. Lalu bagaimana cara
keluar dari rasa stress tersebut? Caranya sederhana, dengan memandang sesuatu
dari sisi positif, semakin banyak hal positif terlihat, maka semakin besar
peluang kita untuk mencintai tempat kerja kita. Atau bisa juga berinteraksi
dengan rekan kerja, seperti menciptakan humor yang bisa menghangatkan suasana.
Jika kita senang dengan pekerjaan tersebut, maka akan meningkatkan produktfitas
dan kreativitas, selain itu memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih baik.
Inspired by Marketing Cappucino
Tidak ada komentar:
Posting Komentar